KONEKSI ANTAR
MATERI MODUL 3.1
“PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN”
Nilai-nilai
kebajikan yang tertanam dalam diri kita sangat berpengaruh pada prinsip-prinsip
pengambilan keputusan. Lima nilai yang harus dimiliki oleh guru penggerak yaitu
Mandiri, Inovatif, kolaboratif, reflektif, dan berpihak kepada murid. Seorang
pemimpin pembelajaran yang memiliki nilai-nilai tersebut akan memiliki cara
pandang yang lebih luas. Mampu berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam
menyelesaikan masalah, berinovasi dalam menyusun tahapan penyelesaian masalah,
mampu mengambil pelajaran dalam setiap permasalahan yang terjadi. Sehingga
pengambilan keputusan terutama pada kasus dilema etika dapat dipertanggung
jawabkan dan selalu mengutamakan keberpihakan kepada murid.
Sebagai pendidik, guru harus memiliki
keterampilan coaching. Hal ini sangat membantu dalam pengambilan keputusan.
Pendampingan kegiatan 'coaching' (bimbingan) oleh fasilitator dalam
perjalanan proses pembelajaran sangat efektif membentuk pemahaman saya,
terutama dalam pengujian pengambilan keputusan. Teknik coaching dengan
kesetaraan tidak menggurui akan menimbulkan rasa nyaman sehingga
coach mampu mengidentifikasi permasalahan dan dapat menyampaikan pertanyaan
berbobot dari coachee. Coachee dapat menyampaikan hambatan-hambatan dan dapat
menemukan solusi yang sesuai karena coach mampu menjadi pendengar yang baik.
Hal ini penting karena pada akhirnya menciptakan situasi kondusif dan
dapat meningkatkan kompetensi peserta didik dan tenaga kependidikan.
Keterampilan coaching juga dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi peserta
didik. Dengan coaching guru dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa
dalam proses pembelajaran.
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari
sosial emosional juga sangat mempengaruhi pengambilan keputusan. Sosial
emosional akan menumbuhkan empati dan simpati bagi kita sebagai pendidik.
Dengan simpati dan empati kita dapat merasakan apa yang peserta didik alami,
dan kita dapat mengidentifikasi permasalahan dengan bijaksana, sehingga dalam
pengambilan keputusan kita dapat menggiring murid menciptakan terobosan yang
inovatif dan kreatif sebagai alternatif solusi dalam setiap pengambilan
keputusan. Sebagai pemimpin pembelajaran setiap keputusan harus berpihak pada
murid, berbasis etika dan nilai kebajikan dengan memetakan 4 paradigma dilema
etika yaitu individu vs kelompok/masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan,
kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang. Pengambilan
keputusan juga berpegang pada 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu prinsip
berbasis hasil akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa
peduli. Serta dipadukan dengan 9 langkah pengambilan keputusan yaitu:
- Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
- Menentukan siapa saja yang terlibat
- Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
- Pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi dan uji keputusan panutan/idola.
- Pengujian paradigma benar lawan benar
- Prinsip Pengambilan Keputusan
- Investigasi Opsi Trilemma
- Buat Keputusan
- Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan
Pembahasan studi kasus yang fokus pada
masalah moral atau etika akan semakin mengasah empati dan simpati seorang
pendidik. Empati dan simpati yang terlatih akan mampu mengidentifikasi dan
memetakan paradigma dilema etika agar pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran lebih bijak. Tentu saja rasa empati dan pengelolaan diri dengan
kesadaran penuh (Mindfulness) akan sangat berpengaruh dalam pengambilan
keputusan tersebut. Selain itu pembahasan studi kasus yang fokus pada
masalah moral atau etika juga dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam
pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilemma
etika ataukah bujukan moral. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan
menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan
keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan
kebajikan.
Keputusan yang kita ambil akan berdampak pada
imlementasi pembelajaran dan mempengaruhi situasi di sekolah. Setiap keputusan
yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan,
keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma manapun. Dengan landasan
tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan
nyaman. Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan
kompetensinya.
Keputusan yang baik akan berlandaskan tiga
prinsip yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking), Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli
(Care-Based Thinking). Dari ke tiga prinsip tersebut dapat diambil landasan
terbaik bergantung situasi dan kondisi yang ada. Namun setiap keputusan
pasti ada resiko, pro dan kontra, hal ini menjadi salah satu tantangan.
Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus -- kasus
dilemma etika adalah tidak dapat memuaskan semua pihak sehingga ini merupakan
satu ganjalan bagi saya. Namun 9 langkah pengambilan keputusan yang saya coba
lakukan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil
dapat diterima oleh semua pihak.
Pengaruh pengambilan keputusan yang kita
ambil dengan pengajaran memerdekakan murid-murid kita adalah merdeka belajar.
Merdeka belajar artinya murid bebas mencapai kesusksesan, kebahagiaan sesuai
minat dan potensinya tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Hal ini
diharapkan murid-murid akan sukses dengan bidangnya masing-masing, bahagia
karena sesuai dengan apa yang diinginkannya dan bertanggungjawab akan apa yang
menjadi pilihannya. Dengan kata lain semua pengambilan keputusan harus berpihak
pada murid, dan guru berfungsi untuk memfasilitasi, memoles bakat dan minat
yang sudah ada. Kurikulum merdeka sangat berorientasi pada murid. Semua siswa
menerima materi pelajaran secara utuh dan mendalam. Siswa diberikan kebebasan
memilih mata pelajaran sesuai bakat dan minat serta kebutuhannya di kelas. Hal
ini sangat menguntungkan siswa, siswa mempelajari mata pelajaran sesuai
keinginan. Guru hanya memberi gambaran, fasilitas dan mengkondisikan siswa agar
memilih secara bertanggungjawab dan sesuai bakat, minat serta kebutuhan. Proses
pembelajaran di kelas, guru menyampaikan pembelajaran berdiferensiasi hal
ini merupakan satu contoh keputusan yang berpihak pada murid. Menerapkan secara
eksplisit maupun implisit KSE adalah wujud nyata untuk memfasilitasi dan
mengasah keterampilan social smosional murid-murid kita.
Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya
bahwa setiap pengambilan keputusan akan membawa dampak baik jangka pendek lawan
jangka panjang bagi murid-murid. Semua akan terekam dalam memori dan akan
menjadi role model bagaimana kelak murid -murid berpikir dan berpijak.
Bagaimana dia mengambil keputusan di masyarakat dikemudian hari. Pengambilan keputusan
bagi seorang pendidik harus keputusan yang tepat, benar dan bijak melalui
pengujian benar salah menggunakan lima uji yaitu uji legal, uji regulasi, uji
instuisi, uji publikasi dan uji panutan atau uji idola akan menjadikan
pengambilan keputusan kita akurat dan teruji sehingga tidak menyesatkan
murid-murid.
Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari
pembelajatana materi ini dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya adalah
pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki
oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang
dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran. Secara sadar keputusan itu akan
mewarnai pola pikir dan karakter bagi murid-murid. Sekolah sebagai Lembaga yang
melakukan proses transfer ilmu dan karakter selalu memberikan pelayanan kepada
murid-murid tentu saja banyak pengambilan keputusan yang mewarnai kebijakan-kebijakan
sekolah. Guru sebagai pemimpin pembelajaran secara sadar mengambil keputusan
bijak, dengan mengedepankan regulasi kesepakatan kelas, keyakinan kelas untuk
mewujudkan karakter dan budaya positif dalam kelas. Pengambilan keputusan harus
bertujuan mewujudkan budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan
mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well
being). Suasana tersebut akan berdampak melejitkan kompetensi baik itu
pendidik maupun murid. Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki
kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya. Murid yang cerdas
dan berkarakter, menuju profil pelajar Pancasila sesuai harapan kita
semua. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema
etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkan
pengambilan keputusan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan
suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya
merdeka belajar. Pembelajaran diferensiasi merupakan salah satu bentuk merdeka
belajar, karena dengan pembelajaran berdiferensiasi maka kebutuhan murid
terpenuhi sesuai bakat, minat dan kecenderungan gaya belajarnya. Pembelajaran
kokulikuler juga salah satu implementasi untuk mewujudkan karakter pelajar
Pancasila. Berbagai tema dan dimensi yang disiapkan memungkinkan murid terbiasa
dengan nilai-nilai positif dan pada akhirnya menjadi pembiasaan.
Yang saya fahami dari konsep-konsep modul ini
adalah Ada 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip mengambil
keputusan dan 9 tahapaan pengambilan dan pengujian keputusan yang sudah saya
tuliskan di bagian atas tulisan ini. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan
adalah ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya berdasarkan sesuai
pemikiran saja namun perlu melihat 4 paradigma, 3 prinsip dan melakukan 9
langkah pengujian pengambilan keputusan. Selama ini saya berpikir terlalu cepat
dan reaktif sehingga keputusan yang saya ambil perlu ditinjau kembali agar
tidak merugikan banyak orang.
Sebelum mempelajari modul ini saya pernah
mengambil keputusan dengan situasi dilema etika. Namun tidak mengikuti 9
langkah pengambilan keputusan. Keputusan yang saya ambil biasanya hanya dari
dua hal yang pertama sesuai dengan regulasi dan tidak merugikan orang lain.
Tidak melalukan uji benar vs benar.
Pada modul 3.1 ini banyak ilmu yang saya terima dan akan sangat bermanfaat untuk hari ini dan masa yang akan datang. Konsep yang saya pelajari memberikan dampak luar biasa bagi pola pikir saya. Sebelum bertemu dengan modul ini saya berpikir bahwa pengambilan keputusan hanya berdasarkan regulasi saja. Ternyata banyak hal yang menjadi dasar, ada 4 paradigma dilemma etika, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 pengujian keputusan. Saya berencana akan mengimplementasikan dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun dalam ikut serta pengambilan kebijakan di sekolah dan komunitas praktisi yang saya ikuti. Saya berharap pengambilan keputusan yang saya lakukan akan selalu berpihak pada murid.
Bagi saya materi pada modul 3.1 sangat penting dan bermakna. Di lingkungan sekolah guru sebagai pemimpin pembelajaran dan sebagai warga sekolah banyak keputusan yang akan dikeluarkan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang akan mewarnai perjalanan sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila.
Terima Kasih. Salam Dan Bahagia

Setuju, dimodul 3.1 luar biasa, konsep-konsep pengambilan keputusan menyiapkan menjadi pemimpin yang bijaksana
BalasHapusluar biasaaa....kereen pak....sukses selalu dan semangat berkarya
BalasHapuswow...saya pengen belajar pak...
BalasHapus